Wudhu
oleh :
Arif Riduan
BAB I
PENDAHULUAN
Wudhu adalah media yang digunakan
seorang muslim untuk membersihkan diri dari hadats kesil, dan salah satu ciri
dari seorang muslim adalah selalu menjaga wudhunya. Muslim yang akan
mengerjakan Shalat harus suci dari hadats kecil dan hadats besar, karena akan
menghadap Ilahi Rabbi haruslah dalam keadaan yang suci dan bersih. Tapi sebagai
muslim sejati kita tidak saja mensucikan diri lewat wudhu ketika akan shalat
saja, tapi kita harus dapat menjaga wudhu kita setiap saat dan setiap waktu.
Jika kita menyempurnakan wudhu artinya
disempurnakan rukun dan syaratnya untuk menhgerjakan Shalat, maka Allah akan
mengampunkan dosa-dosa kita seperti bayi yang baru lahir dari rahim ibunya.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian
wudhu
Kata wudhu adalah nama bagi suatu pekerjaan yang
mencakup fardu dan sunnah, menurut pendapat yang populer, sedangkan huruf wawu
yang difathahkan berarti nama suatu benda yang dibuat untuk ber wudhu yakni
air.
Wudhu merupakan syarat yang dapat menengakan sahnya
sholat. Artinya, seseorang tidak di
nilai sholatnya jika tidak memenuhi syarat sebagaimana firman Allah :
الْمَرَافِقِ إِلَى وَأَيْدِيَكُمْ وُجُوهَكُمْ فَاغْسِلُوا الصَّلاةِ إِلَى قُمْتُمْ إِذَا
آمَنُوا الَّذِينَ أَيُّهَايَا
الْكَعْبَيْنِ إِلَى وَأَرْجُلَكُمْ بِرُءُوسِكُمْ وَامْسَحُوا
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, … “( QS. Al-Maidah:6 )
Para ulama telah sepakat bahwa tidak
sah shalat tanpa bersuci, jika dia mampu untuk melakukannya. Begitu penting dan agungnya perkara wudhu
ini, sampai-sampai dikatakan bahwa tidak sah shalat seseorang tanpa berwudhu,
maka sudah selayaknya bagi setiap muslim untuk menaruh perhatian yang besar
terhadap permasalahan ini dengan berusaha memperbagus wudhunya yaitu dengan
memperhatikan syarat, kewajiban serta sunnah-sunnah wudhu.
b. Fardhu-fardhu
wudhu
fardhu wudhu ada 6 perkara :
1.
niat, dilakukan ketika permulaan
membasuh muka, bukan sebelum atau pun sesudah membasuh muka, tetapi bersamaan
ketika membasuh muka. Dalam hati berniat menghilangkan hadas kecil, berniat
wudhu atau pun berniat mensucikan dari hadas kecil.
2.
membasuh sebagian muka secara merata,
dari batas tumbuhnya rambut kepala sampai bawah dagu, dan dari muka telinga
kanan sampai muka telinga kiri.
3.
membasuh kedua tangan sampai kesiku-siku
4.
Mengusap sebagian kepala dengan air
5.
Membasuh kedua kaki samapi mata kaki
6.
Tertib dalam berwudhu, berwudhu sesuai
dengan urutan fardhu wudhu, tidak sah
berwudhu jika asal-asalan urutannya.
c. Sunnah wudhu
1.
Membaca bismillah, ketika hendak memulai
berwudhu
2.
mencuci kedua telapak tangan sebelum
melakukan wudhu
3.
berkumur, setelah membasuh kedua telapak
tangan.
4.
Mengusap seluruh kepala dengan air.
5.
Mengusap kedua telinga.
6.
mengusapkan air ke sela-sela jenggot.
7.
mengusap sela-sela jari.
8.
mendahulukan bagian anggota tubuh yang
kanan.
9.
menigakalikan membasuh dan mengusap.
10. bersambung dengan
jarak yang tidak lama.
d. Hal yang
membatalkan wudhu
1. Keluar
sesuatu dari dua jalan (qubul atau dubur).
- Hilang akal, apakah sementara
atau permanen.
- Bersentuhan kulit antara pria
dan perempuan yang bukan mahram.
- Menyentuh kemaluan atau pintu
dubur dengan telapak tangan.
- Tidur, kecuali ketika dalam
kondisi duduk dan tidak berubah posisinya.
- Murtad.
e. Keutamaan wudhu
1. Syarat Memasuki Sholat
Seorang ketika
hendak memasuki sebuah rumah atau gedung, maka ia akan melewati pintu-pintu
yang ada padanya. Pintu ini biasanya tak bisa dilewati, kecuali seseorang
memiliki kunci untuk membuka pintu-pintu itu. Sebelum seseorang masuk ke dalam
rumah tersebut, maka ada syarat yang harus dipenuhi. Demikianlah perumpamaan
wudhu’ bagi sholat; seorang tak mungkin akan masuk dalam sebuah sholat, kecuali
ia memenuhi syarat-syarat sholat, seperti wudhu’.
Jadi, jika
seseorang hendak sholat, maka syaratnya harus berwudhu’ sebagaimana yang
dijelaskan oleh Allah -Azza wa Jalla- dalam ayat ini dan diterangkan oleh Nabi
-Shallallahu alaihi wa sallam- dalam sunnahnya.
Bila seorang
yang masuk dalam sholat, tanpa wudhu’, maka sholatnya tak akan diterima, bahkan
tak sah, sebab wudhu’ adalah syarat sahnya wudhu’, dan tercapainya pahala
sholat. Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
يَتَوَضَّأَ حَتَّى مَنْ أَحْدَثَ صَلاَةُ لاَ
تُقْبَلُ
“Tak akan diterima sholatnya
orang yang ber-hadats sampai ia berwudhu’” .( HR.
Bukhary, Muslim)
Wudhu adalah amalan ringan, tapi
pengaruhnya ajaib dan luar biasa. Selain menghapuskan dosa kecil, wudhu’ juga
mengangkat derajat dan kedudukan seseorang dalam surga. Rasulullah -Shallallahu
alaihi wa sallam- bersabda,
2. Penghapus Dosa Kecil & Pengangkat Derajat
عن ابي هريرة رضي الله عنه قال : ان رسول الله
صلى الله عليه وسلم قال: الا ادلكم على ما يمحو الله به الدرجات, قالوا بلى يارسول الله قال اسباع
الوضوء على المكاره وكثرة الخظا الى المساجد وانتظار الصلاة بعد الصلات فد لكم
الرباط .
“Maukah kalian aku tunjukkan tentang
sesuatu (amalan) yang dengannya Allah menghapuskan dosa-dosa, dan mengangkat derajat-derajat?”
Mereka berkata, “Mau, wahai Rasulullah!!” Beliau bersabda, “(Amalan itu) adalah
menyempurnakan wudhu’ di waktu yang tak menyenangkan, banyaknya langkah menuju
masjid, dan menunggu sholat setelah menunaikan sholat. Itulah pos penjagaan”. ( HR. Muslim )
Abul Hasan As-Sindiy -rahimahullah- berkata saat menjelaskan
amalan-amalan yang terdapat dalam hadits ini, “Amalan-amalan ini akan
menutup pintu-pintu setan dari dirinya, menahan jiwanya dari nafsu syahwatnya,
permusuhan jiwa, dan setan sebagaimana hal ini tak lagi samar. Inilah jihad
akbar (besar) yang terdapat pada dirinya. Jadi, setan adalah musuh yang paling
berat baginya”.
Jadi, seorang yang melazimi amalan-amalan tersebut dianggap
telah melakukan pertahanan untuk menutup pintu-pintu setan. Barangsiapa yang
ingin dijauhkan dari setan, maka hendaknya ia melazimi wudhu’, menghadiri
sholat jama’ah, dan bersabar menunggu sholat jama’ah lainnya.
3. Tanda Pengikut Nabi
-Shallallahu alaihi wa sallam-.
Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- telah mengabarkan kepada
kita bahwa beliau akan mengenali ummatnya di Padang Mahsyar dengan adanya
cahaya pada anggota tubuh mereka, karena pengaruh wudhu’ mereka ketika di
dunia.
4. Separuh Iman
Seorang tak
akan meraih pahala sholat, selain ia melakukan wudhu’, lalu mengerjakan sholat.
Jadi, wudhu’ ibaratnya separuh dari iman (yakni, sholat). Ini menunjukkan
kepada kita tentang ketinggian nilai dan manzilah wudhu’ di sisi Allah -Azza wa
Jalla-. Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
الطهور شطرالايمان والحمد لله تملا الميزان وسبحان الله والحد لله
تملان او تملان او تملا مابين السماوان والارض والصلاة نور والصدقة برهان والصبر
ضياء والقران حجة لك او عليك كل الناس يغدو فبايع نفسه فمعتقها اوموبقها
“Bersuci
(wudhu’) adalah separuh iman. Alhamdulillah akan memenuhi mizan (timbangan).
Subhanallah wal hamdulillah akan memenuhi antara langit dan bumi. Sholat adalah
cahaya. Shodaqoh adalah tanda. Kesabaran adalah sinar. Al-Qur’an adalah hujjah
(pembela) bagimu atau hujatan atasmu. Setiap orang keluar di waktu pagi; maka
ada yang menjual dirinya, lalu membebaskannya atau membinasakannya”. (HR.
Muslim)
5. Jalan Menuju Surga
Jalan-jalan surga telah dimudahkan
oleh Allah -Azza wa Jalla- bagi orang yang Allah berikan taufiq dan hidayah.
Perhatikan Bilal bin Robah -radhiyallahu anhu-, beliau mendapatkan kabar
gembira bahwa ia termasuk penduduk surga, sebab ia telah berusaha menapaki
sebuah jalan diantara jalan-jalan surga. Dengarkan kisahnya dari Abu Hurairah
-radhiyallahu anhu-, ia berkata,
ان الننى صلى الله عليه وسلم قال:
لبلال عند صلاة الفجر يابلال حدثني بارجى عمل عملته في الاسلام فاني سمعت دف نعليك
بين يدي في الجنة قال ماعملت عملا ارجى عندي اني لم اتطهر طهورا في ساعة ليل
اونهار الاصليت بدلك الطهور ماكتب لى ان اصلي
“ Nabi
-Shallallahu alaihi wa sallam- pernah bersabda kepada Bilal ketika sholat
Fajar, “Wahai Bilal, ceritakan kepadaku tentang amalan yang paling engkau
harapkan yang pernah engkau amalkan dalam Islam, karena sungguh aku telah
mendengarkan detak kedua sandalmu di depanku dalam surga”. Bila berkata, “Aku tidaklah
mengamalkan amalan yang paling aku harapkan di sisiku. Cuma saya tidaklah
bersuci di waktu malam atau siang, kecuali aku sholat bersama wudhu’ itu
sebagaimana yang telah ditetapkan bagiku”. ( HR.
Bukhary, Muslim )
6. Pelepas Ikatan Setan
Setan senantiasa mengintai dan
mengawasi kita. Bahkan ia selalu mencari jalan untuk menjauhkan kita dari
kebaikan yang telah digariskan oleh Allah dan rasul-Nya. Diantara makar setan,
ia membuat buhul pada seorang diantara kita saat kita tidur agar kita berat
bangun beribadah. Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
“Setan
membuat tiga ikatan pada tengkuk seorang diantara kalian jika ia tidur. Setan
akan memukul setiap ikatan itu (seraya membisikkan), “Bagimu malam yang
panjang, maka tidurlah”. Jika ia bangun seraya menyebut Allah (berdzikir), maka
terlepaslah sebuah ikatan. Jika ia berwudhu’, maka sebuah ikatan yang lain
terlepas. Jika ia sholat, maka sebuah ikatan akan terlepas lagi. Lantaran itu,
ia akan menjadi bersemangat lagi baik jiwanya. Jika tidak demikian, maka ia
akan jelek jiwanya lagi malas”. (HR. Bukhary,
Muslim).
BAB III
PENUTUP
Kata wudhu adalah nama bagi suatu pekerjaan yang
mencakup fardu dan sunnah, menurut pendapat yang populer, sedangkan huruf wawu
yang difathahkan berarti nama suatu benda yang dibuat untuk ber wudhu yakni
air. Wudhu merupakan syarat yang dapat menengakan sahnya sholat. Artinya, seseorang tidak di nilai sholatnya jika tidak memenuhi
syarat.
fardhu wudhu ada 6 perkara :
1.
niat, dilakukan ketika permulaan
membasuh muka,
2.
membasuh sebagian muka secara merata,
dari batas tumbuhnya rambut kepala sampai bawah dagu, dan dari muka telinga kanan
sampai muka telinga kiri.
3.
membasuh kedua tangan sampai kesiku-siku
4.
Mengusap sebagian kepala dengan air
5.
Membasuh kedua kaki samapi mata kaki
6.
Tertib dalam berwudhu, berwudhu sesuai
dengan urutan fardhu wudhu, tidak sah
berwudhu jika asal-asalan urutannya.
Sunnah wudhu
1.
Membaca bismillah, ketika hendak memulai
berwudhu
2.
mencuci kedua telapak tangan sebelum
melakukan wudhu
3.
berkumur, setelah membasuh kedua telapak
tangan.
4.
Mengusap seluruh kepala dengan air.
5.
Mengusap kedua telinga.
6.
mengusapkan air ke sela-sela jenggot.
7.
mengusap sela-sela jari.
8.
mendahulukan bagian anggota tubuh yang
kanan.
9.
menigakalikan membasuh dan mengusap.
10. bersambung dengan
jarak yang tidak lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar